Ceritanya: ketemu roommate, ketemu drama (dan diskon)
Hari pertama pindah bareng, aku bawa dua kardus dan semangat 100%. Roommate-ku? Seorang peminum kopi yang percaya bahwa sisa kopi semalam bisa menjadi kopi pagi… kalau dipanaskan lagi. Dua minggu kemudian, kita sudah hafal lagu favorit satu sama lain, dan lebih penting: sudah tahu di mana kunci cadangan disembunyikan (spoiler: di bawah pot kaktus, jangan ditiru).
Ngomong-ngomong soal pindahan, salah satu alasan aku setuju hidup bareng adalah simpel: biar irit. Rumah kos mahal, makan di luar mahal, dan nyuci sendiri itu capek dibanding bayar sedikit lebih buat laundry service. Tapi selain hemat, hidup bareng juga penuh momen lucu, kompromi, dan terkadang debat panjang soal “dibersihin siapa tumpahan ini”.
Aturan dasar yang enggak perlu dibuat drama
Kita buat aturan basi: siapa yang masak, siapa bayar listrik, siapa gantian buang sampah. Bukan karena kita kaku, tapi karena kalau nggak jelas, nanti jadi sinetron. Tips praktis: buat grup chat khusus kos, dan satu file Google Sheet untuk membagi biaya dan jadwal kebersihan. Setiap selesai bayar tagihan, langsung update di sheet. Gampang, transparan, dan nggak perlu bukti kwitansi kertas yang sering hilang.
Kalau ada yang pelit soal belanja bersama (misal: sabun cuci piring), pancing aja dengan humor. “Guys, sabunnya udah tinggal 10 tetes lagi, mau crowdfunding atau ada volunteer?” Biasanya abis itu langsung ada yang checkout belanja online. Humor meredakan tensi, bro.
Masak bareng = dompet tebal (selain perut kenyang)
Masak bareng itu blessing. Kita bagi bahan makanan, belanja grosir, dan tiap minggu bikin menu rotasi. Bayangin: beli 2 kg beras itu biaya per orang cuma segitu, daripada tiap hari makan di luar 30 ribu jadi 900 ribu sebulan. Investasi awal di panci besar dan rice cooker oke juga, awet dan hemat listrik kalau dipakai barengan.
Ide seru: malam masak bersama ala potluck. Satu bawa lauk, satu bawa sayur, satu bawa sambal—langsung pesta hemat. Selain hemat, ini momen bonding yang juara. Kalau ada yang jago bikin sambal uleg, dia otomatis jadi selebriti di rumah.
Gaya hidup berbagi ruang yang agak nyeleneh tapi works
Kita pernah coba sistem “buku pinjaman”: siapa pinjam sesuatu, tulis di buku kecil. Sounds old school, tapi efektif. Laptop pinjam? Tulis. Gunting kangen dipinjam? Tulis. Kalau ada yang suka hipster, ada juga ide buat “library corner” mini, tempat buku atau baju second yang bisa dipinjam sesama penghuni. Berbagi itu bukan cuma duit, tapi sumber daya yang kreatif.
Untuk storage, manfaatkan ruang vertikal. Rak gantung, kotak di bawah ranjang, dan karet pengait di pintu jadi penyelamat. Kalau area sempit, buat zonasi: satu sudut untuk kerja, satu sudut untuk santai. Zona membantu otak tahu kapan kerja dan kapan lepas penat—penting kalau WFH atau ngojek paruh waktu.
Komunikasi itu kunci. Serius deh.
Kita sempet salah paham soal tamu malam mingguan. Ada yang suka ngajak teman nongkrong, ada yang lebih suka tenang malam minggu. Solusinya: atur aturan tamu sederhana—jam kunjungan, seberapa lama, dan tanda kasih kalau ada tamu lewat grup chat. Kalau ada yang terganggu, ngomong langsung, bukan nahan lalu nge-post pasrah di status WA. Komunikasi kecil yang konsisten itu lebih manjur daripada drama panjang.
Satu lagi: punya dana darurat bareng buat barang rumah tangga. Misal, listrik mati gara-gara microwave lawas yang meledak (ya ampun). Kalau dana bersama ada, nggak perlu rebutan kartu ATM. Semua ikut kontribusi kecil per bulan, dan dana pakai transparan via spreadsheet tadi.
Kalau mau inspirasi lebih banyak soal hidup bareng dengan budget tipis, cek juga littlebrokeroommates—banyak ide brilian yang pernah kita coba juga.
Penutup: buat aturan, tapi jangan kaku
Intinya, hidup bareng itu belajar kompromi, hemat, dan lucu-lucu. Ada hari kamu jadi chef, ada hari kamu jadi tukang cuci piring. Paling penting, anggap rumah bersama itu seperti proyek mini: kalau dikelola bareng, hasilnya enak. Kalau ada drama kecil? Jadikan bahan cerita buat reuni 10 tahun lagi. Hidup bareng irit itu seni—kadang perlu strategi, kadang perlu sambal ekstra.